Translate

Sabtu, 19 Agustus 2017

ILMU KEBATINAN 2

AJARAN KEBATINAN SYEH SITI JENAR PART-2
M . (Dzat Yang Luhur dan Sejati itu sesungguhnya siapa, wahai Syekh ?
S . (Gusti Allah.
Gusti Allah adalah Dzat yang tinggi dan terhormat.
Ia memiliki dua puluh sifat, semua timbul atas kehendakNya. Ia mampu mencurahkan ilmu kebesaran, kasampurnan, kebaikan, keramahan, kekebalan dalam segala bentuk, memerintah umat.
Dapat muncul di segala tempat dan sakti sekali
Aku (Syekh Siti Jenar) merasa wajib dan menuruti kehendakNya.
Sebagaimana ajaran jabariyah, dengan kesungguhan dan konsekuen, selalu kuat cita-citanya, kokoh tak tergoyahkan terhadap sesuatu yang tidak suci, berpegang teguh kepadaNya selama hidup, tak akan menyembah terhadap ciptaanNya, baik dalam wujud maupun dalam pengertian.
M . (Mengapa Kanjeng Syekh dianggap oleh para wali sebagai wali murtad ?
S . (Karena ajaranku tidak mudah dipahami orang awam.
M . (Apa hubungannya antara kanjeng Syeh Siti Jenar dengan Allah, yang kau sebut sebagai Dzat sejati ?
S. (Dzat yang sejati menguasai wujud penampilanku. Karena kehendakNya maka wajarlah jika aku tidak mendapat kesulitan.
Aku bisa berkelana ke mana-mana.
Tidak merasa haus dan lelah, tanpa sakit dan lapar, karena ilmu kelepasan diri, tanpa suatu daya kekuatan.
Semua itu disebabkan jiwaku tiada bandingannya.
Secara lahiriah memang tidak berbuat sesuatu, tetapi tiba-tiba sudah berada di tempat lain.
Gusti Kang Murbeng Dumadi (Allah) yang kuikuti, kutaati siang malam, yang kuturut segala perintahNya.
Tiada menyembah Tuhan lain, kecuali setia terhadap suara hati nuraniku.
Allah Mahasuci.
M. (Wahai Syeh jelaskan apa yang di maksud bahwa Allah itu Maha Suci ?
S. (Allah Mahasuci itu hanyalah sebatas istilah saja. Merupakan nama saja. Sebenarnya hal itu dapat disamakan dengan bentuk penampilanku.
Jika kalian melihatku, maka tampak dari luar sebagai warangka (kerangka), sedangkan di dalamnya adalah kerisnya (intinya) Hyang Agung, yang tak ada bedanya dengan kerangka.
Tuhan itu wujud yang tidak dapat dilihat dengan mata, tetapi dilambangkan seperti bintang yang bersinar cemerlang.
Sifat-sifatNya berwujud samar-samar bila dilihat, warnanya indah sekali seperti cahaya.
M. (Di manakah Tuhan berada ? kami membayangkan Dia ada di langit ke 7 dan bersemayam di atas singgasana layaknya raja.
S . (Siti Jenar mendadak tertawa.
Setelah tertawanya reda, ia berkata, “Itu salah besar, itu kebodohan.
Sesungguhnya Tuhan tidak berada di langit ketujuh dan tidak bertahta di singgasana atau arsy (Kursi).
Bila kalian membayangkan demikian, maka hati kalian sudah musyrik.
Berdosa besar.
Karena kalian menyamakan Dia dengan raja atau dengan penguasa.
M. (Kami jadi bingung, Kanjeng Syekh, lantas Tuhan itu ada di mana ?
S. (Kalau kalian bertanya demikian, maka jawabnya mudah. Gusti Allah itu tidak kemana-mana, tetapi ada di mana-mana.
M. (Kami semakin tak mengerti. Bisakah Kanjeng Syeh memberi penjelasan yang lebih gamblang ?
S. (Gusti Allah itu berada pada dzat yang tempatnya tidak jauh. Dia bersemayam di dalam tubuh kita. Tetapi hanya orang yang khowash, orang yang terpilih dapat melihat. Tentunya dengan mata batin. Hanya mereka yang dapat merasakannya.
M. (Apakah Allah itu berupa roh atau sukma ?
S. (Bukan roh dan bukan sukma.
Allah adalah wujud yang tak dapat dilihat oleh mata, tetapi dilambangkan seperti bintang-bintang bersinar cemerlang.
Sudah kukatakan tadi, warnanya indah sekali.
Ia memiliki dua puluh sifat seperti; sifat ada, tak berawal, tak berakhir, berbeda dengan barang-barang yang baru, hidup sendiri dan tidak memerlukan bantuan dari sesuatu, berkuasa, berkehendak, mendengar, melihat, berilmu, hidup dan berbicara.
Sifat Gusti Allah yang duapuluh itu terkumpul menjadi satu wujud mutlak yang disebut dengan Dzat.
Sifat duapuluh itu juga menjelma pada diriku.
Karena itu aku yakin tidak akan mengalami sakit dan sehat, punya budi kebenaran, kesempurnaan, kebaikan dan keramahan.
Roh ku memiliki sifat duapuluh itu, sedangkan ragaku yang lahiriah memiliki sifat nur Muhammad.
M. (Wahai Syekh, bukankah Muhammad SAW itu seorang nabi.
Apakah Syekh mengaku sebagai Nabi ? Sedangkan dikatakan bahwa setelah nabi Muhammad, di dunia ini tidak ada kenabian lagi ?
S. (Jangan salah menafsirkan kata-kataku.
Jika salah, maka kau akan sesat dan timbul fitnah.
Tentu saja memfitnah diriku.
Begini, bahwa rohku adalah roh Ilahi.
Karena aku pun memiliki sifat duapuluh. Sedangkan badan wadag ku, jasadku ini, adalah jasad Muhammad.
Dari segi lahiriah Muhammad adalah manusia. Namun manusia Muhammad berbeda dengan orang kebanyakan. Muhammad memiliki jasad yang kudus, yang suci.
Aku dan dia sama-sama merasakan kehidupan, merasakan manfaat panca indera.
Dan panca indra itu hanyalah meminjam. Jika sudah diminta kembali oleh Pemiliknya akan berubah menjadi tanah yang busuk, berbau, hancur dan najis. Nabi atau wali, jika sesudah kematian jasadnya menjadi tak bermanfaat.
Bahkan berbau, kotor, najis, busuk dan hancur. Warangka jika sudah ditinggalkan kerisnya maka tiada guna.
M. (Jika seseorang sudah mati, berarti selesai sudah kehidupannya ?
S. (Siapa bilang begitu ? Tidak ! meskipun jasadnya mati, tetapi sebenarnya ia tidaklah mati.
Karena itu, kalian semua harus mengerti bahwa dunia ini sesungguhnya bukanlah kehidupan.
Buktinya ada mati. Di dunia ini, kehidupan disebut kematian.
Coba rasakan ! Aku mengajarkan kepada kalian untuk tidak menyintai dunia ini dan tidak terpesona terhadap keindahannya.
Carilah kebenaran dan kebahagiaan sejati demi kehidupan mendatang, kehidupan setelah kematian.
Kalian akan berarti jika telah menemui kematian dan hidup sesudah itu.
Engkau harus memilih hidup yang tak bisa mati.
Dan hidup yang tak bisa mati itu hanya kalian rasakan setelah nyawa terlepas dari badan.
Kehidupan itu akan dapat dirasakan dengan tanpa gangguan seperti sekarang ini. Ketahuilah, hidup yang sesungguhnya adalah setelah nyawa lenyap dari badan.
M. (Agar dapat meraih kehidupan dalam kemuliaan sejati kelak, dalam kehidupan di dunia ini dibutuhkan kebenaran dan kebahagian sejati.
Bagaimanakah cara mendapatkannya Kanjeng Syekh ?
S. (Jiwa manusia adalah suara hati nurani.
suara hati nurani merupakan ungkapan Dzat Allah yang harus ditaati perintahnya.
Maka ikutilah hati nuranimu.
M . (Jika seseorang sudah mati, berarti selesai sudah kehidupannya ?
S. (Siapa bilang begitu ? Tidak ! meskipun jasadnya mati, tetapi sebenarnya ia tidaklah mati.
Karena itu, kalian semua harus mengerti bahwa dunia ini sesungguhnya bukanlah kehidupan.
Buktinya ada mati. Di dunia ini, kehidupan disebut kematian.
Coba rasakan ! Aku mengajarkan kepada kalian untuk tidak menyintai dunia ini dan tidak terpesona terhadap keindahannya.
Carilah kebenaran dan kebahagiaan sejati demi kehidupan mendatang, kehidupan setelah kematian.
Kalian akan berarti jika telah menemui kematian dan hidup sesudah itu.
Engkau harus memilih hidup yang tak bisa mati.
Dan hidup yang tak bisa mati itu hanya kalian rasakan setelah nyawa terlepas dari badan.
Kehidupan itu akan dapat dirasakan dengan tanpa gangguan seperti sekarang ini. Ketahuilah, hidup yang sesungguhnya adalah setelah nyawa lenyap dari badan.
M. (Agar dapat meraih kehidupan dalam kemuliaan sejati kelak, dalam kehidupan di dunia ini dibutuhkan kebenaran dan kebahagian sejati.
Bagaimanakah cara mendapatkannya Kanjeng Syekh ?
S . (Jiwa manusia adalah suara hati nurani.
suara hati nurani merupakan ungkapan Dzat Allah yang harus ditaati perintahnya.
Maka ikutilah hati nuranim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Telusuri Tentang Blog Disini