Translate

Minggu, 20 Agustus 2017

Dialog Ulama Besar

Terjadi dialog yang mengesankan antara dua ulama besar, KH Muhammad Hasyim Asy’ari dengan KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif Bangkalan gurunya. Beliau Mbah Kyai Kholil sendiri banyak ulama yang menyatakan bahwa jika beliau ini Qutubnya tanah Jawa setelah Wali Songo.
KH Muhammad Kholil : “Dulu saya memang mengajar Tuan. Tapi hari ini, saya nyatakan bahwa saya adalah murid Tuan,” kata Mbah Kyai Kholil
Kyai Hasyim Asy’ari : “Sungguh saya tidak menduga kalau Tuan Guru akan mengucapkan kata-kata yang demikian. Tidakkah Tuan Guru salah raba berguru pada saya, seorang murid Tuan sendiri, murid Tuan Guru dulu, dan juga sekarang. Bahkan, akan tetap menjadi murid Tuan Guru selama-lamanya.”
KH Muhammad Kholil : Tanpa merasa tersanjung, Mbah Kyai Kholil tetap bersikeras dengan niatnya. “Keputusan dan kepastian hati ini sudah tetap, tiada dapat ditawar dan diubah lagi, bahwa kami akan turut belajar di sini, menampung ilmu-ilmu Tuan, dan berguru kepada Tuan,” Ucap beliau.
Karena sudah faham dengan watak gurunya yang memiliki semangat dan keinginan yang sangat kuat, Kiai Hasyim tidak bisa berbuat lain selain menerimanya sebagai santri. Kejadian yang sangat menarik, ketika turun dari masjid usai shalat berjamaah, keduanya cepat-cepat menuju tempat sandal, bahkan kadang saling mendahului, demi untuk memasangkan sandal tersebut ke kaki gurunya. Allahu Akbar sungguh luar biasa dan mulia Ahlak mereka berdua ini, keduanya menunjukkan kerendahan hati dan saling menghormati, dua hal yang sekarang semakin sulit ditemukan pada para murid dan guru-guru kita.
Sesungguhnya bisa saja terjadi seorang murid akhirnya lebih pintar, pandai dan lebih alim ketimbang gurunya. Tetapi persoalanya bukan karena itu tetapi karena ilmu itu bersumber dari Allah melalui perantara Rasulullah dan terus sampai kepada para ulama selaku pewaris ilmu para nabi.
Foto Alhikmah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Telusuri Tentang Blog Disini